Memaknai Lirik Lagu Berpantun: Merah Apa di Pipi Nona
Saya melihat satu video pada Memori of Timor Kanal (youtube). Saya tertarik memaknai syair lagu yang dinyanyikan oleh Usi Yosef Nahak Uskono dalam video itu.
Sekalian mainkan juk tradisionil, bak irama perahu terombang-ambing oleh arus lautan, Usi Yosef melantunkan suara manisnya. Syair-syair itu dijiwainya, sekalian menggoyang-goyangkan kepalanya, bak terikut arus angin tidak tertahan, Usi Yosef bersinergi dengan daya tarik lautan yang indah serta luas, sampaikan arti jika cinta yang ikhlas benar-benar menarik ingin; merah apa di pipi nona, itu sinyal ciuman beta.
Kepuasan Bermain Slot Online |
Berikut ini, saya masukkan lirik asli sesuai video yang saya tonton, serta Saya berusaha untuk memaknainya, dengan cerita yang bertambah berteman.
Reff:
Manise, manise, telah begitu manise
Masak santan dengan gula, telah begitu manise.
Suatu hal yang manis, cuma bisa manis jika bertemu yang manis juga. Masak santan dengan gula, telah begitu manise. Santan memang manis.
Gula memang manis. Di antara santan serta gula, manisnya berkali-kali. Jika nona hati lembut seperti santan, serta sang laki juga hatinya manis seperti gula, antara kedua-duanya, terbentuk situasi kasih sayang yang benar-benar manis.
1. Putih apa di tanjung sana
Ikan belanak bermain umpan
Putih apa di konde nona
Telur kutu kusangka bunga
Meskipun ada halangan, cinta yang ikhlas membimbing mata pada pandangan yang pas. Putih apa di tanjung sana, ikan belanak bermain umlan. Cinta yang ikhlas menarik pandang. Cinta yang murni, dapat terima kekurangan yang terlihat. Putih apa di konde nona, telur kutu kusangka bunga.
(Reff...)
2. Disana gunung, di sini gunung
Di tengahnya tembang melati
Disana tidak suka, di sini tidak suka
Kasihan saya ditengahnya
Cinta yang berkobar, menembusi rintangan yang besar, serta kelembutan tidak akan tergoyahkan, meskipun ada di tengahnya halangan. Disana gunung, di sini gunung, di tengahnya tembang melati.
Cinta yang kuat, diam dalam tempat, meskipun rumor secepat angin. Disana tidak suka, di sini tidak suka, kasihan saya di tengahnya.
(Reff...)
3. Merah apa di gunung sana
Itu sinyal gunung merapi
Merah apa di pipi nona
Itu sinyal ciuman beta
Cinta yang berkobar gampang dilihat, meskipun jauh disana. Cinta yang berkobar, menjulang menarik kangen. Merah apa di gunung sana, itu sinyal gunung merapi.
Gestur kasih yang ikhlas, terikut-bawa. Sekalinya jarak memisahkan, tetapi cinta masih membekas. Merah apa di pipi nona, itu sinyal ciuman beta.
(Reff...)
4. Terlepas kuda di tanah rata
Terlepas dengan talinya
Terlepas saya tidak kenapa
Dua serta tiga ada menunggu
Cinta yang ikhlas, berpadanan dengan ketulusan untuk melepas. Terlepas kuda di tanah rata, terlepas dengan talinya.
Ketika melepas, tidak tinggalkan serta memunculkan rasa tidak suka, tak perlu kuatir, karena dua serta tiga ada menunggu, karenanya, memang terlepas tidak kenapa.
Rm. Yudel Neno, Pr
Pastor di Paroki Santa Maria Fatima Betun, Keuskupan Atambua, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur